Dikenal sebagai gembala senior di Jakarta Praise Community Church (JPCC) yang menggembalakan banyak anak muda,
ternyata Pastor Jeffrey Rachmat justru pernah ditentang di awal-awal merintis
pelayanannya. Menarik karena orang yang menentang justru adalah seorang pemimpin gereja yang lebih dahulu melayani Tuhan.
“Kemudian beliau, lebih
senior dari saya, bilang begini, ‘Saya dengar kamu mau menggembalakan jemaat yang terdiri dari anak-anak muda’, ‘betul om’. Saya expect, saya berharap dia akan kasih encouragement, kasih saya dukungan, berdoa buat saya. Ternyata dia bilang begini, ‘kenapa kamu mau melakukan semuanya itu? Saya bilang, ‘why not? Kenapa tidak?,” ujar Jeffey
Rachmat di hadapan para peserta IMAGO Conference 2017 di Nafiri Convention Hall, Central Park, Jakarta Barat, Kamis (24/8).
Lalu, orang yang dipanggil
Jeffrey Rachmat dengan panggilan om itu, mengatakan kepada dirinya bahwa
melayani anak muda itu tidak ada uangnya. Lebih dari itu, anak-anak muda, menurut pengalaman om tersebut, biasanya banyak menuntut.
“ngapain kamu yang masih muda mau menggembalakan mereka? Untung saya gak quit, untung saya gak berhenti dan saya meneruskan rencana saya. Karena
anak muda bukanlah tanggungan, tetapi aset,” ungkap suami dari Angela tersebut.
Anak muda adalah aset bukan
sekedar keyakinan sementara bagi seorang Jeffrey Rachmat. Sebagai bukti, di JPCC,
gereja yang ia gembalai bertahun-tahun, ia mengaku secara sengaja sejak 2014
telah melakukan proses regenerasi ketika melihat bahwa orang-orang yang ada di sekitar pelayanan bertambah tua dan memiliki anak.
“Saya mulai hitung berapa sih average age dari staf orang yang bekerja di sekeliling saya. Saya gak bisa lagi disebut gereja anak-anak muda karena orang-orang di sekitar umurnya udah average age-nya sudah cukup tinggi, sekitar 35-an. Kemudian, saya mengambil keputusan untuk mulai secara intentionally, secara sengaja memulai untuk meremajakan segala sesuatu dimulai dari satu tekad yang saya buat bahwa saya bilang bahwa dua tahun dari sekarang, setiap orang yang ada di posisi penting di tempat kami harus ada yang menggantikan. Tidak boleh ada orang yang tidak tergantikan,” tegas Jeffrey Rachmat.